PT NASA

REVOLUSI AGROBISNIS INDONESIA
Gerakan Menuju Indonesia Makmur Raya Berkeadilan
Bersama PT Natural Nusantara

Dibutuhkan satu kekuatan mimpi,  satu VISI besar, satu tekad kuat, satu komitmen permanen untuk mengangkat dan memajukan dunia Agrokompleks di Indonesia agar dapat menjadi bidang andalan dalam upaya memakmurkan Indonesia sekaligus menghadapi persaingan Globalisasi.
 
gambar dipinjam dari http://www.presidenri.go.id/imageGalleryD.php/1622.jpg
Sebuah visi-misi  besar: Mewujudkan Indonesia Makmur Raya Berkeadilan memerlukan dasar kuat sebagai pijakan untuk melangkah menggapainya di tengah Kondisi dunia abad 21 yang sudah mulai bahkan banyak berubah dengan munculnya  globalisasi dunia yang mau tidak mau, suka tidak suka harus menjadi faktor yang layak untuk dicermati untuk bisa jadi “ancaman (sekaligus peluang)” untuk semua Negara.
Dalam era globalisasi ini jika bangsa dapat dianalogikan sebagai sebuah restoran yang harus bersaing dengan restoran lain, maka restoran tersebut harus mempunyai menu andalan untuk bisa bersaing dengan restoran lain  walaupun menu lain yang bukan menu andalan tetap disajikan melengkapi menu yang dijadikan andalan. Demikian juga bangsa dalam era globalisasi tentunya harus mempunyai bidang yang bisa jadi andalan untuk bisa bersaing dengan bangsa lain dengan tetap membangun bidang lainnya. Indonesia harus bersyukur punya banyak potensi besar diantaranya adalah bidang High-Tech, Pertambangan, Pariwisata dan Agrokompleks (pertanian, peternakan, perikanan). Hanya kita harus pilih mana yang menjadi prioritas tanpa melupakan yang lain.

Di bidang High-Tech. Komputer misalnya. Bangsa ini baru bisa merakit komputer tetapi belum bisa membuat. Jangankan Pentium IV, Pentium I pun kita belum mampu memproduksi. Boleh jadi di lembah silikon mungkin pentium 5, 8, 10 atau bahkan lebih tinggal menunggu saat yang tepat untuk dilempar ke publik. Dunia penerbangan, walaupun Indonesia bisa memproduksi pesawat  tetapi di luar sana orang sudah sampai ke bulan dengan pesawat ulang-aliknya. Dunia otomotif kita masih “memimpikan” punya perusahaan dan teknologi otomotif untuk bisa ikut ajang Formula 1 (F-1) sebagai salah satu indikator kemajuan dunia otomotif suatu bangsa.

Pertambangan bangsa ini potensinya luar biasa. Hanya saja masih banyak ketergantungan kepada asing dengan banyaknya perusahaan pertambangan dari luar yang secara tidak langsung menyiratkan bahwa Indonesia masih terkendala di bidang teknologi, management, permodalan dll di bidang pertambangan. Menggantungkan pada pertambangan secara jangka panjang akan beresiko juga karena merupakan sumberdaya alam yang tidak terbaharui sehingga akan habis suatu ketika.

Pariwisata,  merupakan bidang yang luar biasa untuk dikembangkan. Tetapi effek tragedi Bom Bali, Wabah Penyakit SARS dll menunjukkan betapa rentan dunia pariwisata terkait dengan isu keamanan dan sosial. Secara jangka panjang sektor pariwisata juga harus memperhatikan aspek kesiapan mental dan moral bangsa jika tidak ingin terimbas dampak negatif yang dibawa pihak asing yang datang ke Indonesia.

Dengan demikian bidang High-Tech, pertambangan serta pariwisata akan sulit untuk jangka dekat mampu bersaing dengan bangsa lain
Alternatif pilihan paling masuk akal bagi negeri ini adalah bidang yang bisa menjadi andalan bagi Indonesia yaitu di bidang AGROKOMPLEKS dengan tanpa mengesampingkan bidang-bidang lain.

Negeri ini mempunyai luas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, areal tangkapan perikanan laut yang sungguh sangat luas. Iklim di negeri ini cukup mendukung sepanjang tahun (tidak punya musim gugur/salju). Alam ini mempunyai keanekaragaman flora dan fauna yang dapat dikembangkan dari hulu (produksi) hingga hilir (pasca produksi), mempunyai sumber-sumber bahan baku berkait dengan sarana produksi Agrokompleks yang besar (pupuk, benih, pestisida alami pakan ternak dan ikan dll), ilmu atau teknologi yang sudah cukup tersedia. Dan negeri ini mempunyai tenaga kerja yang cukup melimpah karena mayoritas penduduk Indonesia masih bersinggungan dengan dunia Agrokompleks. Mulai dari level pekerja hingga level pemikir/ilmuwan, yang semua itu merupakan keunggulan Alamiah Indonesia yang telah diberikan TUHAN untuk Indonesia yang wajib disyukuri dan dikembangkan.

Bidang garap Agrokompleks pun sangat luas dan besar dari sisi produksi budidaya (tanaman, perikanan darat, ternak), kehutanan dan tangkapan (laut) hingga   industri pengolahan hasil pertanian. Mulai Industri sarana penunjang produksi (pupuk, benih, pestisida dll) hingga Industri penunjang Agrokompleks (alat dan mesin pertanian, kapal-kapal penangkap ikan dll).
Bidang Jasa meliputi Jasa pendidikan, konsultan, training, finance hingga jasa media informasi serta bidang Trading di semua sektor yang terkait. Mengingat jumlah populasi umat manusia ke depan yang bertambah besar tentu merupakan aspek pasar yang luar biasa.
Secara filosofi  bidang Agrokompleks adalah bidang yang mendasar bagi kehidupan umat manusia sehingga sampai kapanpun tidak akan pernah habis potensinya dan akan selalu dibutuhkan oleh umat manusia dalam kondisi apapun (baik aman atau perang, baik makmur atau krisis). Indonesia 70% Masyarakatnya masih bergerak baik langsung maupun tidak langsung dengan bidang AGROKOMPLEKS sehingga jika yang mayoritas ini (70%) maju akan mempunyai efek multiplayer yang besar bagi kemajuan bangsa. Dengan demikian maka AGROKOMPLEKS adalah bidang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membawa Indonesia Makmur Raya Berkeadilan sekaligus menjadi bidang yang dapat menjadi “modal” dan “benteng” bangsa dalam era globalisasi.
Negeri ini adalah cuilan surga yang jatuh ke bumi. Subur makmur gemah ripah loh jenawi. Thukul kang tanpa tinandur. Tanah ini tanah surga. Tongkat kayu yang jatuh jadi tanaman. Tetapi mengapa kita mengimpor beras, mengimpor kedelai mengimpor susu mengimpor jagung mengimpor apapun yang seharusnya berlimpah ruah di tanah ini?
Di sektor produksi masih belum memenuhi aspek K-3 (Kuantitas - Kualitas - Kelestarian) sebagai acuan pokok apapun jenis kegiatan produksi di Agrokompleks. Produksi (bobot panen) kita masih rendah, kualitas (rasa, warna, aroma, keawetan hasil panen, keamanan dari zat-zat berbahaya bagi kesehatan dll) belum tercapai dan kelestarian lingkungan masih terabaikan. Dari Sisi Sumber Daya Manusianya (petani) masih lemah di sisi Pola pikir, Mental dan Motivasi, Keilmuan dan Modal selain juga masih rend
ahnya kerjasama antara pihak-pihak terkait seperti pelaku agrokompleks (petani, pengusaha), pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya (institusi penelitian, intitusi pembiayaan, LSM dll).

Jika  semua hal tersebut dalam era  globalisasi ini   tidak segera mendapatkan perhatian maka Indonesia akan kehilangan salah satu bidang yang sangat potensial untuk dijadikan “senjata” dalam “perang” jenis baru yaitu Globalisasi ekonomi dunia.  Para petani (tanaman, ternak, ikan) dan semua pihak yang berkait dengan dunia Agrokompleks akan menjadi “korban” keganasan Arus Globalisasi dunia padahal mereka merupakan bagian mayoritas masyarakat Indonesia sehingga sedikit banyak akan bepengaruh pula pada kestabilan Indonesia sebagai sebuah Negara. Hal mendasar yang diperlukan adalah  konsep dan system yang dapat meningkatkan/memperbaiki Agrokompleks agar aspek K-3 tercapai sekaligus “meng-up grade” atau meningkatkan kualitas SDM.
Gambar dipinjam dari naturalnusantara.co.id

JIKA TIDAK SEKARANG, KAPAN LAGI ?
JIKA TIDAK  KITA, SIAPA LAGI ?

 

Tidak ada komentar: